Selasa, 11 Maret 2014

Kisah Para Nabi Allah

Download (PDF)
| DropBox | 4shared |

Download (EPUB)
| DropBox | 4shared |

Sejumlah ayat-ayat al-Quran telah memaparkan kisah dan cerita para nabi serta periode kehidupan mereka. Karena di balik kisah-kisah tersebut tersimpan pelajaran-pelajaran berharga dan kisah-kisah tersebut pada hakikatnya—adalah harta simpanan yang
memiliki banyak rahasia dan misteri, ayat-ayat tersebut telah mendapatkan perhatian dari para sejarawan, penulis buku sejarah dan kisah-kisah para nabi as dan para peneliti kajian agama secara istimewa. Setiap dari mereka telah mengambil pengetahuan sesuai dengan kemampuan masing-masing dari mata air segar itu. 

Sebelum kami memaparkan kisah-kisah para nabi as dengan berlandaskan al-Quran, perlu kiranya kami kemukakan terlebih dahulu satu mukadimah penting yang dapat kita jadikan acuan dalam menelaah kisah-kisah para nabi as di dalam al-Quran.

Mukadimah ini akan memaparkan pembahasan-pembahasan berikut ini:

Pertama, titik perbedaan antara kisah-kisah al-Quran dan kisah-kisah lain.
Kedua, tujuan kisah-kisah al-Quran.
Ketiga, faktor pengulangan dalam kisah-kisah al-Quran.

Perbedaan antara Kisah-kisah Al-Quran dan Kisah-kisah Lain
Secara mendasar, kisah-kisah al-Quran sangat berbeda dengan kisah-kisah lainnya dari berbagai segi dan sisi. Akan tetapi, dapat dikatakan bahwa titik pembeda paling urgen antara kedua jenis kisah itu adalah tujuan yang hendak digapainya. Pada hakikatnya, tujuan itulah yang menjadi pembeda utama antara kedua jenis kisah itu.

Setiap orang yang ingin menceritakan atau menulis sebuah cerita, ia pasti memiliki sebuah tujuan yang ingin dicapainya. Sebagian orang sangat meminati seni cerita karena unsur seninya belaka. Dengan kata lain, ia menekuni bidang seni ini supaya bakat seninya bertambah maju dan berkembang pesat. Sebagian yang lain menekuni bidang seni ini dengan tujuan hanya ingin mengisi kekosongan waktunya. Dan kelompok ketiga menelusuri kehidupan seni hanya ingin mengetahui dan menukil biografi dan sejarah generasi yang telah lalu.
Ringkasnya, setiap orang menekuni seni cerita ini atas dasar faktor dan dorongan tertentu, serta ingin menggapai tujuan yang diinginkannya. Hal itu dikarenakan seni cerita memiliki daya tarik khusus yang tidak dimiliki oleh seni-seni lainnya.

Al-Quran pun tidak luput dari kaidah di atas. Ia pun memiliki tujuan tertentu dalam kisah-kisah yang dipaparkannya. Yang pasti, tujuannya di balik pemaparan kisah-kisah itu tidak terlepas dari tujuan universalnya. Yaitu, hidayah dan memberikan petunjuk kepada umat manusia, mendidik mereka secara benar dalam setiap sisi kehidupan, mengadakan reformasi sosial secara mendasar, dan—akhirnya—menciptakan individu dan masyarakat yang saleh, berkepribadian Ilahi, dan beriman.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar