| DropBox | 4shared | Box
Download (EPUB)
| DropBox | 4shared | Box
“Sebuah cerita menjadi besar bukan karena ia dibaca, ditonton, atau didengar jutaan orang. Sebuah cerita menjadi besar karena ia diceritakan berulang-ulang, dari generasi ke generasi, dari satu bangsa ke bangsa lain, dari satu bahasa ke bahasa lain. Sebuah cerita
menjadi besar karena setiap generasi, bangsa dan bahasa diperkenankan membuatkan cerita-cerita baru dari padanya.”
“Sebuah cerita menjadi besar bukan karena jagoannya adalah pahlawan, dan penjahatnya adalah pecundang. Sebuah cerita menjadi besar karena jagoan dan penjahatnya adalah manusia yang alih-alihbisa kita temui di sekitar kita, melainkan dalam diri kita. Sebuah cerita menjadi besar karena ia bercerita tentang ketidak sempurnaan manusia.”
Mungkin Mahabharata, atau kisah keluarga besar Bharata, adalah cerita yang paling banyak diceritakan ulang, dibaca, ditonton juga didengar di seluruh dunia ini, setidaknya di negara kita. Bukan hanya dalam buku, melainkan dalam bentuk pertunjukan wayang, kesenian rakyat, sampai film tv dan layar lebar. Dengan umurnya yang telah ratusan tahun, melintasi banyak generasi, bangsa dan bahasa, Mahabharata menjelma menjadi karya besar karena banyak cerita dan pujian yang ditambahkan oleh berbagai pengarang dan penutur.
Mahabharata juga menjelma jadi sumber kata-kata mutiara dan pelajaran spiritual, terutama pada bagian Bhagavadgita (sayang bagian ini tidak terdapat pada Mahabharata versi Nyoman S. Pendit. Penulis menerbitkannya dalam buku yang terpisah). Mahabharata pun oleh sebagian kepercayaan Hindu dianggap sebagai kitab Weda yang kelima. Selain bagian ajaran-ajaran Krishna pada Arjuna, ada banyak petuah lain yang jadi hikmah pejalan spiritual. Misal: nasehat-nasehat Bhisma pada Pandawa, kisah perjalanan Bhima mencari air suci yang dikenal dengan kisah Dewaruci, atau pengujian Batara Yama pada Yudhistira.
Mahabharata juga menjadi sumber inspirasi bagi banyak kesenian lain, seperti nyanyian, lukisan, puisi, tarian bahkan drama-drama. Setiap tokohnya telah digambarkan sedemikian detail, penuh simbol dalam berbagai bentuk. Banyak bagian kisahnya dinyatakan dalam lukisan-lukisan dramatik. Di Indonesia sendiri Mahabharata mempunyai banyak detil dan versi yang ditambahkan yang membuat cerita ini cukup mengakar pada kehidupan sehari-hari.
Ini adalah kisah legendaris yang sangat-sangat bagus sekali tentang perseteruan pandawa dan kurawa yang diakhiri dengan perang bharatayudha, dimana sebenarnya mereka masih bersaudara, intrik, tipu muslihat, kesetiaan, keberanian, pengorbanan semuanya dijadikan satu, diracik dengan sangat bagus.banyak pelajaran yang bisa di petik dari kisah ini.
Dengan semangat mengembalikan kisah ini ke bentuk yang mendekati aslinya, Nyoman S. Pendit menulis ulang Mahabharata dalam buku setebal 380-an halaman. Mahabharata yang diceritakan dalam buku ini sarat dengan nuansa India, tanah kelahirannya. Beberapa bagian mungkin akan membuat pembaca tradisional mengernyitkan dahi. Seperti misal, Draupadi yang menjadi istri bagi kelima Pandawa.
Yang membuat Mahabharata versi Nyoman S. Pendit ini cukup enak dinikmati adalah kisah-kisahnya dituturkan secara berurutan dalam 55 cerita yang terpisah. Ada beberapa bagian cerita yang menarik, misal: kisah Dushmanta dan Syakuntala, kisah raja Yayati. Tokoh-tokoh penting juga diceritakan dalam bab-bab terpisah. Seperti: Karna, Drona, Widura. Bagian-bagian dramatis juga diceritakan dalam bab terpisah. Seperti: penghinaan untuk Draupadi dalam permainan dadu, gugurnya Bhisma, gugurnya Drona.
Namun ada beberapa cerita yang tidak masuk dalam buku Nyoman S. Pendit ini. Seperti: perkawinan Arjuna dengan Subadra, lahirnya Gatotkaca, atau kisah Parikesit menjadi raja. Mahabharata versi Nyoman S. Pendit ini berakhir pada kematian para di perjalanan Pandawa menuju puncak Mahameru.
Buku ini tentu kurang tebal untuk menceritakan seluruh kisah-kisah Mahabharata. Namun, tampaknya tidak akan ada buku setebal apa pun yang cukup untuk menuliskan detil Mahabharata. Hari ini ditulis lengkap, maka esok akan muncul cerita baru dari penutur, dalang atau penulis lain. Maka Mahabharata pun semakin besar.
Bagi pembaca generasi modern, buku ini layak dibaca sebagai pengenalan yang baik bagi kisah Mahabharata. Setelah itu bisa dilanjutkan membaca Ramayana atau Bhagavadgita. Tidak ada salahnya juga untuk melengkapi bacaan dengan komik-komik Mahabharata yang ditulis oleh sang kenamaan, RA. Kosasih.
menjadi besar karena setiap generasi, bangsa dan bahasa diperkenankan membuatkan cerita-cerita baru dari padanya.”
“Sebuah cerita menjadi besar bukan karena jagoannya adalah pahlawan, dan penjahatnya adalah pecundang. Sebuah cerita menjadi besar karena jagoan dan penjahatnya adalah manusia yang alih-alihbisa kita temui di sekitar kita, melainkan dalam diri kita. Sebuah cerita menjadi besar karena ia bercerita tentang ketidak sempurnaan manusia.”
Mungkin Mahabharata, atau kisah keluarga besar Bharata, adalah cerita yang paling banyak diceritakan ulang, dibaca, ditonton juga didengar di seluruh dunia ini, setidaknya di negara kita. Bukan hanya dalam buku, melainkan dalam bentuk pertunjukan wayang, kesenian rakyat, sampai film tv dan layar lebar. Dengan umurnya yang telah ratusan tahun, melintasi banyak generasi, bangsa dan bahasa, Mahabharata menjelma menjadi karya besar karena banyak cerita dan pujian yang ditambahkan oleh berbagai pengarang dan penutur.
Mahabharata juga menjelma jadi sumber kata-kata mutiara dan pelajaran spiritual, terutama pada bagian Bhagavadgita (sayang bagian ini tidak terdapat pada Mahabharata versi Nyoman S. Pendit. Penulis menerbitkannya dalam buku yang terpisah). Mahabharata pun oleh sebagian kepercayaan Hindu dianggap sebagai kitab Weda yang kelima. Selain bagian ajaran-ajaran Krishna pada Arjuna, ada banyak petuah lain yang jadi hikmah pejalan spiritual. Misal: nasehat-nasehat Bhisma pada Pandawa, kisah perjalanan Bhima mencari air suci yang dikenal dengan kisah Dewaruci, atau pengujian Batara Yama pada Yudhistira.
Mahabharata juga menjadi sumber inspirasi bagi banyak kesenian lain, seperti nyanyian, lukisan, puisi, tarian bahkan drama-drama. Setiap tokohnya telah digambarkan sedemikian detail, penuh simbol dalam berbagai bentuk. Banyak bagian kisahnya dinyatakan dalam lukisan-lukisan dramatik. Di Indonesia sendiri Mahabharata mempunyai banyak detil dan versi yang ditambahkan yang membuat cerita ini cukup mengakar pada kehidupan sehari-hari.
Ini adalah kisah legendaris yang sangat-sangat bagus sekali tentang perseteruan pandawa dan kurawa yang diakhiri dengan perang bharatayudha, dimana sebenarnya mereka masih bersaudara, intrik, tipu muslihat, kesetiaan, keberanian, pengorbanan semuanya dijadikan satu, diracik dengan sangat bagus.banyak pelajaran yang bisa di petik dari kisah ini.
Dengan semangat mengembalikan kisah ini ke bentuk yang mendekati aslinya, Nyoman S. Pendit menulis ulang Mahabharata dalam buku setebal 380-an halaman. Mahabharata yang diceritakan dalam buku ini sarat dengan nuansa India, tanah kelahirannya. Beberapa bagian mungkin akan membuat pembaca tradisional mengernyitkan dahi. Seperti misal, Draupadi yang menjadi istri bagi kelima Pandawa.
Yang membuat Mahabharata versi Nyoman S. Pendit ini cukup enak dinikmati adalah kisah-kisahnya dituturkan secara berurutan dalam 55 cerita yang terpisah. Ada beberapa bagian cerita yang menarik, misal: kisah Dushmanta dan Syakuntala, kisah raja Yayati. Tokoh-tokoh penting juga diceritakan dalam bab-bab terpisah. Seperti: Karna, Drona, Widura. Bagian-bagian dramatis juga diceritakan dalam bab terpisah. Seperti: penghinaan untuk Draupadi dalam permainan dadu, gugurnya Bhisma, gugurnya Drona.
Namun ada beberapa cerita yang tidak masuk dalam buku Nyoman S. Pendit ini. Seperti: perkawinan Arjuna dengan Subadra, lahirnya Gatotkaca, atau kisah Parikesit menjadi raja. Mahabharata versi Nyoman S. Pendit ini berakhir pada kematian para di perjalanan Pandawa menuju puncak Mahameru.
Buku ini tentu kurang tebal untuk menceritakan seluruh kisah-kisah Mahabharata. Namun, tampaknya tidak akan ada buku setebal apa pun yang cukup untuk menuliskan detil Mahabharata. Hari ini ditulis lengkap, maka esok akan muncul cerita baru dari penutur, dalang atau penulis lain. Maka Mahabharata pun semakin besar.
Bagi pembaca generasi modern, buku ini layak dibaca sebagai pengenalan yang baik bagi kisah Mahabharata. Setelah itu bisa dilanjutkan membaca Ramayana atau Bhagavadgita. Tidak ada salahnya juga untuk melengkapi bacaan dengan komik-komik Mahabharata yang ditulis oleh sang kenamaan, RA. Kosasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar